Nonton How to Plan an Orgy in a Small Town 2015

Nonton How to Plan an Orgy in a Small Town 2015 Apa jadinya kalau seseorang yang dicap sebagai “cewek nakal” di kampung halaman, justru balik lagi dengan reputasi baru sebagai kolumnis seks? How to Plan an Orgy in a Small Town (2015) bercerita tentang Cassie Cranston, yang pulang ke kota kecil Beaver’s Ridge untuk pemakaman ibunya, hanya untuk menemukan bahwa reputasinya masih hidup—dan bahkan lebih liar dari sebelumnya.

Cassie, yang kini sukses sebagai penulis soal seksualitas modern, mendapati dirinya dikelilingi oleh penduduk kota yang haus akan sesuatu yang baru. Dalam upaya mengubah citra kampung halaman yang kolot dan judgmental, sebuah ide muncul: kenapa tidak merencanakan… sebuah orgy?

Antara gairah dan pencarian jati diri

Meski terdengar provokatif, film ini nggak sekadar jual sensasi. Di balik judul yang menggelitik, ada kisah tentang rasa malu, penghakiman sosial, dan usaha melepaskan diri dari label masa lalu. Karakter Cassie membawa nuansa lucu, getir, dan surprisingly heartwarming, apalagi ketika ia menyadari bahwa hubungan antar manusia tak sesederhana urusan ranjang.

Kalau kamu suka film dengan tema seks tapi punya isi dan emosi, film ini bisa terasa mirip dengan The Overnight (2022) yang juga menggali awkwardness dan eksplorasi seksual dalam lingkup pasangan. Atau Good Luck to You, Leo Grande (2022), yang lebih dewasa dan lembut namun tetap menggoda—tentang perempuan yang mencari kembali haknya untuk menikmati tubuh dan keintiman. Dan untuk vibes kota kecil yang penuh rahasia, Sleeping with Other People (2015) bisa jadi teman nonton yang pas.

Komedinya liar, tapi hatinya jujur

Disutradarai oleh Jeremy LaLonde, film ini pintar dalam memainkan absurditas tanpa kehilangan rasa empati. Ketika orgy itu akhirnya terwujud (ya, spoiler sedikit), kita disuguhkan bukan hanya adegan panas, tapi juga momen-momen canggung yang manusiawi dan lucu. Karena ternyata, membuka baju jauh lebih mudah daripada membuka hati.

How to Plan an Orgy in a Small Town bukan sekadar soal seks bebas, tapi juga tentang pembebasan. Dari stigma. Dari rasa malu. Dari masa lalu. Dan mungkin, dari pakaian juga